Selasa, 27 September 2011

Sejarah Perkembangan Deterjen

Deterjen merupakan salah satu produk pembersih yang banyak dimanfaatkan pada kegiatan pembersihan untuk laundry, alat-alat rumah tangga, transportasi, kegiatan komersial dan industri metal. Deterjen pertama kali dikembangkan oleh Jerman pada waktu Perang Dunia II dengan tujuan agar lemak dan minyak dapat digunakan dalam keperluan lainnya. Pada tahun 1916 lahir inovasi baru yang dilakukan ilmuwan Jerman, Fritz Gunther, yang menemukan surfaktan sebagai bahan tambahan pembuat sabun. Namun, baru tahun 1933 detergen untuk rumah tangga untuk pertama kalinya diluncurkan di AS. Kelebihan detergen mampu lebih efektif membersihkan kotoran meski dalam air yang mengandung mineral. Pada tahun 1950-an dibuatlah detergen dengan pemutih oksigen. Kemudian di era 1960-an, sabun pencuci bahkan sudah memiliki enzim yang memungkinkan pakaian direndamsebelum dicuci. Lalu pada era 1970-an, sabun pencuci yang dipadukan dengan bahan pelembut kain mulai dikenal luas. Inovasi sabun pencuci terus berkembang di era 1980-an seiring perkembangan mesin pencuci. Berdasarkan kebutuhan mesin pencuci, industri berhasil menciptakan konsentrat bubuk untuk mencuci pakaian. Sedang di era 1990-an, industri juga kembali menghadirkan sabun pencuci baru berupa cairan yang mampu bekerja dua kali lipat lebih efektif saat mencuci pakaian.
Sebelum tahun 1965, detergen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) ysng mampu menghasilkan busa. Dikarenakan sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme dipermukaan tanah, menghasilkan limbah busa di sungai dan danau. Setelah 10 tahun dilakukan penelitian (1965), ditemukan Linear Alkalybenzene Sulphonate (LAS) yang lebih ramah lingkungan. Bakteri dapat lebih cepat menguraikan molekul LAS, sehingga tidak menghasilkan limbah busa. LAS saat ini banyak digunakan sebagai surfaktan anionik yang sangat komersial. Akan tetapi, walaupun surfaktan LAS dapat dibiodegradasi oleh lingkungan, sifat bidegradablenya membutuhkan waktu yang lama untuk menguraikan. Oleh karena itu, pada saat ini telah mulai diperkenalkan Metil Ester Sulfonat (MES). Dimana MES lebih mudah terdegradasi dibandingkan LAS. Menurut Matheson (1996), MES menunjukkan karakteristik yang baik, diantaranya mudah terdegradasi dan memiliki sifat detergensi yang baik terutama pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi.
Pada umumnya kotoran nyang dapat dihilangkan surfaktan adalah yang berasal dari debu atau tanah. Bila kotoran lebih berat seperti noda makanan dan noda perlu ditambahkan enzim protease. Pemakaian enzim merupakan revolusi terbesar dalam perkembangan deterjen. Enzim proteolitik telah dicoba sebagai zat aditif untuk mencuci di Jerman pada tahun 1920-an dan juga di Switzerland pada tahun 1930-an. Enzim yang disebut juga dengan katalis organik, cenderung untuk mempercepat reaksi dan enzim proteolitik dapat mengubah ataupun menghancurkan protein menjadi asam amino, baik sebagian maupun keseluruhan. Cara kerja enzim relatif lambat dan harga produksinya tinggi, tetapi dengan metode yang telah disempurnakan untuk produksi lain dan pemurnian, rantai enzim, dikembangkan untuk bereaksi dengan cepat. Pemanfaatan enzim ini mulai diproduksi dalam skala industri pada tahun 1960-an (Winarno, 1986). Menurut Ward (1983) dalam industri protease digunakan untuk membersihkan kotoran yang berasal dari protein. Penggunaan protease dapat mengurangi konsentrasi fosfat dalam deterjen dan menurunkan suhu air untuk mencuci pakaian, sehingga dapat menghemat energi dan mengurangi pencemaran lingkungan.  Dalam perkembangannya, deterjen pun makin canggih. Deterjen masa kini biasanya mengandung pemutih, pencerah warna, bahkan antiredeposisi (NaCMC atau sodium carboxymethylcellulose).

Sumber:
http://majarimagazine.com

Senin, 26 September 2011

Sistem peredaran darah Kepiting


           Klasifikasi :
·         Kerajaan: Animalia
·         Filum: Arthropoda
·         Upafilum: Crustacea
·         Kelas: Malacostraca
·         Ordo: Decapoda
·         Upaordo: Pleocyemata
·         Infraordo: Brachyura (Linnaeus, 1758)

Darah merupakan salah satu komponen tubuh yang sangat penting. Darah membawa berbagai zat dari luar tubuh ke dalam dan juga sebaliknya membawa zat dari dalam tubuh untuk dikeluarkan. Fungsi sistem ini adalah menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya. Ada beberapa hal yang berperan dalam sistem peredaran darah :
1.    jantung yang memompa darah
2.    pembuluh darah sebagai ‘pipa’ penyalur darah
3.    saraf yang mengatur
4.    substansi kimia yang dapat mempengaruhi
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis. Oksigen masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. Oksigen ini akan diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah.
Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka (haemocoelic), yaitu terjadi kontak langsung antara darah dan jaringan. Sistem ini sangat berbeda dengan sistem sirkulasi darah pada Vertebrata yang mempunyai sistem sirkulasi melalui pembuluh darah tertutup. Sistem sirkulasi darah terbuka pada crustacea menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena sinus-sinus darah memenuhi celah antara jaringan dan organ-organ tubuh, membentuk rongga tubuh yang dipenuhi darah, yaitu hemosoel. Rongga tubuh sendiri terbatas pada rongga-rongga eksresi dan organ-organ perkembangbiakan.  Tetapi meskipun banyak volume darah memenuhi ruang hemosoel, ada tambahan sistem pembuluh darah yang sangat nyata, terutama pada sisi arterial, yakni melalui pembuluh arteri darah yang dipompa dari jantung sehingga suatu jaringan sirkulasi darah dapat dikelola.
Sistem peredaran darah pada kepiting bakau disebut peredaran darah terbuka karena beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin (Hb) melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap oksigen rendah. Pada sistem peredaran darah terbuka, cairan darah dipompa dari jantung langsung menuju seluruh tubuh, lalu keluar dari pembuluh. Selanjutnya, darah mengisi ruangan di dalam jaringan tubuh. Kemudian, cairan darah kembali masuk ke jantung. Jantung akan memompa kembali cairan darah tersebut, demikian seterusnya. Alat transportasinya berupa pembuluh yang dapat berdenyut sehingga menyerupai jantung. Oleh karena itu, pembuluh tersebut dinamakan jantung pembuluh. satu-satunya buluh darah yang ada berupa saluran lurus terletak di atas saluran pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai lubang-lubang di sebelah lateral.

Sistem peredaran darah terbuka adalah sistem di mana cairan (disebut hemolymph) dalam rongga yang disebut hemocoel yang menggenangi organ langsung dengan oksigen dan nutrisi dan tidak ada perbedaan antara darah dan cairan interstisial, cairan ini dikombinasikan disebut hemolymph atau haemolymph. Gerakan otot oleh hewan selama gerak dapat memfasilitasi gerakan hemolymph, tetapi mengalihkan mengalir dari satu daerah ke daerah lain terbatas. Saat jantung rileks, darah ditarik kembali ke jantung melalui pori-pori terbuka (ostium). Hemolymph mengisi semua hemocoel interior tubuh dan mengelilingi semua sel. Hemolymph terdiri dari air, garam-garam anorganik (terutama Na +, Cl -, K +, Mg 2 +, dan Ca 2 +), dan senyawa organik (terutama karbohidrat, protein, dan lipid). Molekul oksigen transporter utama adalah hemocyanin. Ada bebas-mengambang sel, hemosit, dalam hemolymph tersebut. 

Sabtu, 24 September 2011

Mengungkap Keberadaan Gas Metana di Dasar Laut Segitiga Bermuda

ABSTRAK
Dengan semakin banyaknya keanehan yang terjadi di sekitar segitiga bermuda, mengungkapkan banyak opini yang terkadang tidak masuk akal. Penelitian terbaru menyatakan bahwa di dasar laut segitiga bermuda terdapat gas metana yang melimpah. Sumber gas alam ini yang diyakini merupakan penyebab hilanhnya kapal-kapal dan pesawat yang melintas di atas segitiga bermuda. Untuk meyakini kebenaran dari teori ini sebaiknya dilakukan ekspedisi dasar laut dengan menggunakan teknologi akustik bawah air. Teknologi ini dapat menggabungkan sistem SONAR dengan AUV, sebagai tindakan antisipasi bahaya yang mungkin terjadi. Dengan ditemukannya sumber gas alam yang melimpah, manusia dapat memanfaatkan sumber ini dalam menghasilkan biogas sebagai pengganti bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

PENDAHULUAN
Segitiga bermuda merupakan salah satu misteri yang belum terungkap sejak bertahun-tahun yang lalu. Segitiga bermuda ini terletak di sebelah barat Samudera Atlantik dengan luas 1,2 juta km2, dibatasi oleh garis yang menghubungkan Florida, Pulau bermuda dan Puerto rico.


Gambar. Peta Segitiga Bermuda
Banyak opini yang berusaha diungkap oleh banyak orang. Mulai dari sisi yang berdasarkan ilmu science sampai hal-hal yang berbau mistis. Tetapi belakangan ini, opini-opini ini mulai menyusut kepada opini yang lebih masuk akal. Diantaranya yaitu telah terungkap bahwa kemungkinan di dasar laut segitiga bermuda terdapat  piramid yang berukuran lebih besar dibanding piramid di Mesir dan di puncaknya terdapat dua lubang yang menimbulkan aliran arus yang kuat disekitar lubang sehingga menghasilkan ombaj besar dipermukaan yang menyebabkan benda-benda di atas permukaan terbawa ke dasar laut. Hal ini diungkap oleh ilmuwan dari Amerika dan Perancis ketika melakukan survey di dasar laut bermuda. Opini lain yang terbaru dan lebih masuk akal yaitu mengenai adanya lubang-lubang di dasar laut bermuda yang menghasilkan gelembung-gelembung gas metana dengan ukuran yang cukup besar. Gas metana ini dapat mengacaukan sistem navigasi dan kompas para nakoda maupun pilot. Gas metana yang menumpuk di dasar laut, jika terjadi aktivitas bumi yang menyebabkan retaknya dasar laut, maka tumpukkan gas ini akan menyembur ke permukaan membentuk senyawa meta hidrat. Kapal maupun pesawat yang terperangkap ke dalam gelembung gas metana akan terhisap ke dasar laut tempat adanya retakan, yang kemudian tanah dan air yang semula naik ke atas mengendap kembali ke dasar laut, sehingga menimbun mereka dan sisa-sisa keberadaan mereka menghilang. Hal ini dikemukakan berdasarkan ditemukannya kapal dagang Inggris yang tenggelam tidak jauh dari segitiga bermuda, yang setelah di angkat dari dasar laut terdapat sisa-sisa gas metana. Memang pada kenyataanya di beberapa tempat di lautan terkadang muncul semburan gas metana dari dasar laut.
           
ISI
Berdasarkan penemuan yang telah diungkap mengenai segitiga bermuda, dan apabila kedua opini terbaru yang telh dijabarkan benar adanya, mengapa tidak ada penelitian dasar laut lebih lanjut agar semua misteri di segitiga bermuda terungkap. Dan apabila benar di bawah segitiga bermuda terdapat gas metana yang melimpah, bukankah ini merupakan sumber gas alam yang sangat penting? Selain itu kita juga harus mencari tahu darimana sumber gas alam ini berasal hingga dapat berlimpah di dasar laut. Dengan teknologi yang dimiliki saat ini kita dapat mengungkap dan menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala kita. Kita dapat melakukan penelitian dasar laut dengan memanfaatkan teknologi terbaru yang dikembangkan oleh NOAA yaitu sistem  SONAR (Sound Navigation Ranging). Sonar merupakan sistem penginderaan bawah laut yang memanfaatkan pantulan gelombang suara. Sistem sonar ini bekerja dengan mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar di dalam air yang kemudian akan dipantulkan oleh obyek di dalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar. Sistem Sonar ini telah dipakai dalam berbagai jenis ekspedisi. Diantaranya, pada tahun 1963 Edgerton melakukan pencarian bangkai kapal Vineyard di Teluk Elang, Massachusetts. Selain itu alat ini juga dipakai untuk mencoba mencari kebenaran adanya monster Loch Ness. Dengan teknologi yang semakin berkembang ini bukankah kita juga dapat mencari kebenaran yang ada dibalik segitiga bermuda?


Gambar. Sistem sonar
Sumber : ocean-eng.blogspot.com

            Mungkin dengan adanya cerita-cerita sebelumnya, penelitian ini terlalu beresiko. Tapi hal ini dapat diantisipasi dengan cara kita mengirimkan robot yang biasa NASA kirim ke bulan ataupun mars. Kita tidak perlu terjun langsung ke permukaan atau dasar segitiga bermuda ini. Bila ke luar angkasa saja kita dapat mengirimkan robot peneliti, mengapa ke dasa laut bumi tidak bisa? Bukankah saat ini telah berkembang teknologi mengenai underwater AUV (Autonomus Underwater Vechicle) yang dapat melakukan gerakan secara otomatis di laut. Hal ini dapat menghindarkan manusia dari bahaya selama melakukan eksplorasi bawah laut. AUV ini dapat dipakai dalam ekspedisi mengungkap misteri segitiga bermuda. Sistem AUV ini dapat dikombinasikan dengan sistem sonar sehingga dapat memperoleh kebenaran yang selama ini kita cari. Sistem AUV yang telah dilengkapi dengan sensor sonar merupakan AUV tipe Puma. Yang mana AUV Puma menggunakan sonar, laser, dan sensor kimia untuk mencari wilayah yang luas di dekat dasar laut dan mendeteksi suhu, bahan kimia atau sinyal partikulat dari lubang hidrotermal. Selain itu juga AUV Puma dapat difungsikan untuk mencari sumber yang kaya mineral serta air panas dari dasar laut.   

Gambar. Sistem AUV
            Dengan terungkapnya keberadaan sumber gas alam, yaitu gas metana, yang melimpah di dasar laut segitiga bermuda dan telah ditemukannya cara teraman dalam menambang gas metana, kita dapat memanfaatkan gas metana dalam kehidupan. Gas metana dapat digunakan sebagai bahan baku biogas. Biogas dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak. Selain digunakan sebagai bahan bakar, biogas juga dapat digunakan sebagai sumber penghasil listrik.

KESIMPULAN
            Penelitian yang menyatakan bahwa di dasar laut segitiga bermuda terdapat gas metana yang berlimpah perlu diungkap lebih lanjut. Dengan teknologi yang terus berkembang kemungkinan dilakukannya penelitian mengenai  keberadaan sumber gas alam ini akan sangat mungkin dapat dilakukan. Ekspedisi dapat dilakukan dengan meluncurkan AUV yang telah disempurnakan dengan sistem SONAR, sehingga dapat meminimalisasi bahaya yang mungkin terjadi akibat ledakan gas metana dari dasar laut, dan tidak menimbulkan korban dan tambahan cerita korban segitiga bermuda.  Dengan ditemukannya gas metana dapat membantu perekonomian suatu negara dengan mambangun industri gas metana untuk menghasilkan sesuatu yang berbahan baku gas metana.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. AUV Puma. http://www.whoi.edu/. Diakses pada tanggal 24 September 2011 pada pukul 16.47 WIB.
Anonim. 2009. Misteri Segitiga Bermuda. http://xfile-enigma.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 24 September 2011 pada pukul 15.35 WIB.
Anonim. 2010. Autonomus Underwater Vechicle. http://auvlab.mit.edu/. Diakses pada tanggal 24 September 2011 pada pukul 15.42 WIB.
Anonim. 2010. Ternyata ada piramida di segitiga bermuda. http://barepsport.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 24 September 2011 pada pukul 15.35 WIB.
Anonim. 2011. Teori gas metana penyebab kapal hilang di bermuda. http://wong168.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 24 September 2011 pada pukul 15.35 WIB.
Chandra, Harry. 2008. Biogas, the best alternatives. http://harry-chandra.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 24 September 2011 pada pukul 20.13 WIB.

Senin, 19 September 2011

Efek Bohr, Efek Root, dan Kurva Disosiasi


  1. Efek Bohr
    Efek Bohr pertama kali dijabarkan oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Bohr. Beliau menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi proton dan/atau CO2 akan menurunkan daya serap hemoglobin terhadap oksigen. Peningkatan rasio plasma CO2 juga akan menurunkan pH darah oleh karena sifat antagonis antara proton dan karbondioksida. Peningkatan CO2 ini akan mempengaruhi kurva oksigen terlarut dalam darah. Pergeseran kurva ke sebelah kanan berarti suatu pengurangan dalam afinitas dari hemoglobin untuk oksigen. Efek fasilitas transport oksigen seperti hemoglobin membungkus oksigen di dalam paru-paru, tetapi kemudian melepaskan ke jaringan-jaringan yang paling membutuhkan oksigen. Ketika jaringan tersebut metabolismnya meningkatan, produksi karbon dioksidanya pun meningkat. Karbon dioksida dengan cepat dijadikan molekul bikarbonat dan proton asam oleh enzim karbonik anhydrase. Hal ini menyebabkan pH jaringan menurun dan juga meningkatkan oksigen terlarut dari hemoglobin, memperbolehkan jaringan tersebut memperoleh oksigen yang cukup sesuai kebutuhannya. Kurva disosiasi bergeser ke kanan ketika karbon dioksida atau konsentrasi ion hydrogen meningkat.

     
  2. Efek Root
    Efek Root didefinisikan sebagai penurunan kadar oksiden dalam darah, pada saat pH darah menurun. Efek Root hanya dapat ditemukan pada ikan teleost (kecuali Amia calva) dan pada tingkatan Hb. Efek Root ini dapat dikatakan sebagai lanjutan dari efek Bohr. Dasar lengkap mengenai efek Root masih belum terpecahkan. Secara pisiologi, implikasi mengenai transportasi gas pada efek Root sangat berbeda dibandingkan dengan efek Bohr. Hal ini dikarenakan angka kecepatan O2 dari Hb ke mata dan sirip. Dengan demikian, karakteristik Hb dan bentuk sistem laju dalam ikan teleost membentuk perkalian O2 yang tidak ada bandingnya di kerajaan bintang dan mampu membagkitkan tekanan darah hampir 20 kali dibandingkan dalam arteri darah.

     
  3. Hubungan Disosiasi dengan Hemoglobin
    Hemoglobin adalah molekul protein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah yang terdapat dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Untuk dapat memahami proses respirasi dengan jelas maka harus diketahui afinitas oksigen terhadap hemoglobin karena suplai oksigen untuk jaringan dan pengambilan oksigen oleh paru-paru sangat tergantung pada hubungan tersebut.
    Kurva disosiasai oksigen adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara saturasi oksigen atau kejenuhan hemoglobin terhadap oksigen dengan tekanan parsial oksigen pada ekuilibrium yaitu pada keadaan suhu 37oC, pH 7.40 dan Pco2 40 mmHg.
  • Kurva oksihemoglobin tergeser kekanan apbila pH darah menurun atau PC02 meningkat. Dalam keadaan ini pada P02 tertantu afinitas hemoglobin terhadap oksigen berkurang sehingga oksigen dapat ditranspor oleh darah berkurang. Pergaseran kurva sedikit kekanan akan membantu pelepasan oksigen kejaringan-jaringan. Pergeseran ini dikenal dengan nama Efek bohr.
  • Sebaliknya, penigkatan pH darah (alkalosis) atau penurunan PCO2, suhu, dan 2,3- DPG akan menyebabkan pergeseran kurva disosiasi oksihomoglobin kekiri. Pergeseran kekiri menyebabkan peningkatan afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Akibatnya uptake oksigen dalam paru-paru meningkat apabila terjadi pergaseran kekiri, tetapi pelepasan oksigen ke jaringan-jaringan terganggu.

 
Kurva Disosiasi Oksigen yang berbentuk sigmoid ini secara fisiologis menguntungkan karena bagian puncak kurva yang mendatar memungkinkan jumlah oksigen arteri tetap tinggi dan stabil walaupun terjadi perubahan tekanan parsial oksigen. Sebaliknya bagian tengah dari kurva yang terlihat curam memungkinkan penglepasan oksigen dengan mudah pada perubahan tekanan parsial oksigen yang kecil.

Selasa, 13 September 2011

Oseanografi

Sebagian besar muka planet bumi merupakan lautan, yaitu sebesar 70,8% dan 29,2% merupakan daratan. Berbeda dengan daratan, seluruh laut di bumi ini merupakan medium yang bergerak dinamis dan saling berkaitan satu dengan lainnya hingga merupakan satu kesatuan yang sinambung. Oleh karena itu banyak ilmuan yang berusaha mengetahui rahasia lautan. Manusia tertarik pada lautan pada awal masa peradaban manusia ketika pengertian tentang dunia dibatasi oleh negara-negara. Perkembangan dunia perkapalan dan perlayaran yang dilakukan oleh para pedagang dan penjelajah dunia, sehingga mengharuskan mereka membuat peta dengan akurat. Ekspedisi pelayaran mengelilingi dunia pada abad 14 oleh Ferdinando Magelhaens membuktikan bahwa bumi itu bulat. Peta lautan pasifik dibuat pada abad ke 18 oleh James Cook, memperlihatkan daratan dibagian selatan kutub yang selalu ditutupi es.  Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W. Thomson (yang berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (yang berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka di dalam laporan yang diedit oleh Murray. Selanjutnya Murray menjadi pemimpin dalam studi berikutnya mengenai sedimen laut. Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya.
Oseanografi sendiri diambil dari bahasa yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi. Pada abad ke 13 istilah dalam bahasa inggris biasa digunakan Sea of Ocean  dan Sea Ocean dan akhirnya pada tahun 1950 biasa disebut Ocean Sea. Beberapa penulis telah menggunakan istilah Oceanografi dengan istilah lain yaitu Oceanology dan Thassography. Dengan demikian oseanografi merupakan cabang dari ilmu yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya.
Oseanografi merupakan ilmu science dan eksplorasi lautan dan laut-laut serta semua aspek-aspeknya, termasuk sedimen, batuan yang membentuk dasar laut, interaksi anatara laut dengan atmosfer, pergerakan air, serta faktor-faktor tenaga yang menyebabkan adanya gerakan tersebut baik tenaga dari dalam maupun tenaga dari luar, kehidupan organisme, susunan kimia air laut, serta asal mula terjadinya  lautan dan laut-laut purbakala. Oleh karena itu oseanografi dikatakan sebagai suatu science mengenai laut yang terdiri dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang menurut Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans (1985) terbagi atas empat cabang ilmu, yaitu:
1.    1. Oceanografi Fisika
Ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan sendiri, lautan dengan atmosfer, dan lautan dengan daratan. Ilmu ini membahas mengenai kejadian-kejadian seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelombang, iklim dan sistem arus yang terdapat di lautan. Selain itu juga mempelajari mengenai ciri fisik samudera termasuk struktur suhu-salinitas, pencampuran, ombak dan lain sebagainya.
2.    2. Oceanografi Geologi
Ilmu yang mempelajari asal terbentuknya lautan, termasuk di dalamnya penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi. Sangat penting mempelajari ilmu geologi yang membahas mengenai asal lautan yang telah berubah lebih dari berjuta-juta tahun yang lalu.
3.   3.  Oceanografi Kimia
Ilmu yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar laut dan juga menganalisa sifat-sifat kimia dari air laut itu sendiri. Selain itu juga membahas mengenai kimia samudera dan interaksi kimianya dengan atmosfer.
4.    4. Oceanografi Biologi
Cabang ilmu yang sering dinamakan Biologi Laut yang mempelajari semua organisme yang hidup di lautan termasuk binatang-binatang yang berukuran sangat kecil (plankton) sampai yang berukuran besar, mikroba (biota) dan tumbuh-tumbuhan air laut. Juga mempelajari mengenai interaksi ekologi mereka.



Senin, 12 September 2011

Fungsi Sel dan Organel Sel

Sel adalah satu unit dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ merupakan gregasi/penyatuan dari berbagai macam sel yang dipersatukan satu sama lain oleh sokongan struktur-struktur interselluler. Intinya sel merupakan suatu unit struktural dan fungsional yang fundamental dari makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu. Sel-sel yang memiliki bentuk ukuran, dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Beberapa jaringan akan membentuk organ dan selanjutnya membentuk sistem organ dan individu.
Sel dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan membran intinya:
1.    Sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki membran inti, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu sistem membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru.
2.    Sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki membran inti. Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru.

Perbandingan sel prokariot dan sel eukariot :
Organel Sel / Ukuran
Sel prokariot
Sel Eukariot
Lebih besar 10-100 µm diameter
Lebih kecil 1-10 µm diameter
Hewan
Tumbuhan
Membran Plasma
Ada
Ada
Ada
Dinding Sel
Biasanya Peptidoglikan
Tidak ada
Ada → Selulosa
Nukleus
Tidak Ada
Ada
Ada
Mitokondria
Tidak Ada
Ada
Ada
Retikulum Endoplasma
Tidak Ada
Ada
Ada
Ribosom
Ada (lebih kecil)
Ada
Ada
Vakuola
Tidak Ada
Ada (kecil)
Ada (biasanya besar)
Aparatus Golgi
Tidak Ada
Ada
Ada
Lisosom
Tidak Ada
Selalu Ada
Ada (sering)
Sitoskeleton
Tidak Ada
Ada
Ada
Sentriol
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada (pada tanaman tinggi)

Fungsi dari masing-masing organel sel diatas diantaranya:
a.    Membran Plasma
Membran sel memiliki lipid dua lapis yang terdiri dari protein ekstrinsik (protein yang terdapat di permukaan dalam dan permukaan luar membran sel) dan protein intrinsik (protein yang menembus kedua lapis lipid dan terbenam pada lapisan lipid dan bersifat hidrofobik). Lemak ini memungkinkan membran berfungsi sebagai barrier yang membatasi pergerakan molekul yang dapat larut dalam air melewati membran. Selain itu membran sel juga merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel.
b.    Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas protein selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg. Dinding sel hanya dimiliki oleh sel tumbuhan yang berada pada bagian paling luar. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung sel terhadap faktor-faktor mekanis, pemberi bentuk tubuh, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
c.    Nukleus
Nukleus merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap yang ditemukan pada sel eukariotik. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma yang terdiri dari benang ‘kromatin’ yang tersusun atas DNA, RNA, protein. Nukleus mengandung DNA dalam jumlah besar yang disebut gen. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Nukleus terdiri atas dua lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan memendek pada waktu proses pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
d.    Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang besar dalam sel dan menempati sekitar 25% volume sitoplasma. Mitokondria mempunyai 2 lapisan membran, membran luar dan membran dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membran. Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang berfungsi untuk memperluas bidang permukaan agar proses penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih efektif. Mitokondria berfungsi sebagai pembuat dan pemberi energi, dimana merupakan tempat terjadinya respirasi aerob.
e.    Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik. Memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis yang disebut cisternae. Merupakan organel yang mempunyai permukaan membran yang sangat luas. Permukaan membran RE ada yang mengandung granula-granula ribosom dan disebut RE granuler / Rough RE dan ada yang tidak mengandung granula disebut RE agranuler / smooth RE. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada RE kasar, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sedangkan pada RE halus, berfungsi sebagai tempat sintesis lipid.
f.     Ribosom
Tersusun dari protein dan RNA, berbentuk bulat dan tidak bermembran. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar dan ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma. Ribosom terdiri atas dua unit yang kaya akan RNA, berperan dalam sintesis protein.
g.    Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola berbentuk rongga bulat, berisi senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, yang mengandung berbagai macam zat sesuai pada jenis selnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Fungsi vakuola yaitu untuk memelihara tekanan osmotik sel, menyimpan hasil sintesa, dan mengadakan sirkulasi zat dalam sel.
h.    Aparatus Golgi
Aparatus golgi adalah vesikel pipih yang berbentuk kantong yang berkelok-kelok. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah pencernaan, banyak ditemukan pada sel kelenjar), membentuk protein dan asam inti (DNA/RNA), serta membentuk dinding dan membran sel.
i.      Lisosom
Lisosom adalah organel yang berbentuk bulat yang dibatasi oleh sistem membran tunggal. Merupakan organel vesikuler yang dibentuk pada Apparatus golgi yang akan disebarkan ke seluruh sitoplasma. Lisosom dibagi menjadi dua yaitu lisosom primer (lisosom yang memproduksi enzim-enzim yang belum aktif, fungsinya sebagai vakuola makanan.) dan lisosom sekunder (lisosom yang terlibat dalam kegiatan mencerna, fungsinya sebagai autofagosom). Fungsinya untuk pencernaan, menghasilkan zat imun, bersifat autolisis, autofagi, dan menghancurkan makanan secara eksositosis.
j.      Sentriol
Hanya dimiliki sel hewan. Sentriol adalah lingkaran kecil yang terletak pada salah satu kutub inti. Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom. Berfungsi untuk menarik kromosom menuju ke kutub dan membentuk benang-benang spindel.





Sumber :
     Slemgaul.wordpress.com/2009/04/10/struktur-dan-fungsi-sel.html
     Biocyberway.blogspot.com/fungsi-organela-organela-sel.html
     Srwahyuni.blogspot.com/2008/10/sel-dan-fungsi-organel-sel.html