Senin, 08 Oktober 2012

Marine Biotoxin


·         Ubur-ubur kotak (Chironex fleckeri)

 Sumber : bacaanmu.blogspot.com
Ubur-ubur jenis ini merupakan yang paling mematikan di dunia. Racun ini terdapat pada tentakelnya yang memiliki sekitar 500.000 harpun sindasites yang berbentuk jarum yang menyuntikkan bisa ke korban.  Jika tersengat, racun akan menyerang jantung, sistem syaraf dan sel-sel kulit. Dan parahnya, bisa box jellyfish sangat menyakitkan sehingga orang yang terkena akan mengalami shock, serangan jantung atau tewas tenggelam sebelum mampu keluar dari air. Mereka yang berhasil selamat dari serangan ubur-ubur kotak akan mengalami kesakitan beberapa pekan setelah bersentuhan dengannya. Padahal, manusia tidak memiliki peluang untuk selamat jika racunnya sudah menyebar lewat pembuluh darah.
·         Ikan pari
Sumber: uniqpost.com
Sengat pada pangkal ekor dapat menyebabkan meriang selama berminggu-minggu. Racun ikan ikan pari tidak berakibat fatal namun sangat menyakitkan. Racun ini tersusun dari enzim 5-nucleotidase phosphodiesterase  dan serotonin. Serotonin menyebabkan luka parah pada otot polos, komponen inilah yang mengakibatkan racun ikan pari sangat menyakitkan. Enzimnya mengakibatkan kematian pada sel dan jaringan. Jika racun masuk ke daerah pergelangan kaki, akan dapat diatasi. Pemberian panas akan merusak racun ini dan membatasi jumlah kerusakan yang disebabkan oleh racun. Jika tidak tertangani dengan segera dan benar memungkinkan dilakukannya amputasi, namun jika racun masuk pada rongga dada atau perut, mengakibatkan kematian jaringan dan akan berakibat fatal karena organ utama terletak pada daerah ini. Walaupun racun ikan pari dapat mengakibatkan bahaya yang serius. Bagian yang paling merusak dari mekanisme serangan ikan pari terletak pada tikaman durinya. Bagian ujung duri yang tajam akan masuk dengan mudah dalam jaringan namun saat duri dikeluarkan bagian bergerigi dari sengat ini akan melukai dan merusak jaringan lebih besar. Bahkan walaupun sengat ini tidak beracun, mencabut sengat dari dada atau pereut seseorang dapat merobek jaringan cukup besar.
·         Excoecaria agallocha
Sumber : beling.net
Merupakan salah satu jenis tumbuhan bakau yang getahnya banyak mengandung tanin. Dapat menyebabkan kebutaan sementara bila getahnya terkena mata.
·         Kerang laut
Mengandung paralytic shellfish poisoning (PSP – saxitoxins) dan amnesic shellfish poisoning (ASP – domoic acid). Racun-racun tersebut biasanya berada di lapisan, viscera, dll, dimana kita bisa melihat level yang lebih besar daripada 1000 mikrogram. Pada sebagian besar spesies, otot adductor jarang mengakumulasikan tingkat yang akan menyebabkan kematian.
·         Phytoplankton
Phytoplankton merupakan tumbuhan berukuran mikroskopik dan hidup nmelayang di kolom air. Organisme ini memerlukan energi cahaya matahari dan nutrisi (unsur-unsur hara) untuk fotosintesis dan pertumbuhannya. Oleh sebab itu bila kedua faktor abiotik utama tersebut dalam keadaan berlimpah di perairan dapat memicu “red tide”. Jenis-jenis phytoplankton yang beracun : Chatonella antiqua, Chrysochromutina polyepsis, Gymnodinium breve. Red tide dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian manusia dan kerusakan industri budidaya ikan dan karang. Pada Chatonella antiqua dan Heterosigma carterae biotoksin disekresi dalam bentuk oksigen radikal seperti superoksida, hidrogen peroksida, dan hidroksida radikal.  Biotoksin ini dapat mengoksidasi jaringan dan sel-sel insang, yang menyebabkan ikan mengalami gangguan osmoregulasi yang kemudian menimbulkan hipoksia (konsentrasi oksigen rendah) dalam jaringan tubuh ikan dan diakhiri dengan kematian ikan. Adapun beberapa ikan dan kerang yang dapat mengakumulasi biotoksin ini dalam jaringan tubuh mereka tanpa suatu efek negatif. Dan jika ikan atau kerang yang sudah terkontaminasi tersebut dikonsumsi oleh manusia maka dapat menyebabkan keracunan atau kematian manusia.

·         Pyrodinium bahamense var. compressum
Pyrodinium bahamense var. compressum merupakan jenis dinoflagellata beracun yang pada saat terjadi blooming akan menghasilkan racun saat berfotosintesis. Ketika terjadi blooming Pyrodinium, spesies ini akan memproduksi toksin yang disebut Paralytic Shellfish Poisoning (PSP) dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Melalui proses rantai makanan, toksin tersebut akan berpindah dan terakumulasi pada zooplankton dan kerang-kerangan yang memakannya. Selanjutnya, zooplankton akan dimakan oleh ikan sehingga menyebabkan ikan mati. Demikian pula halnya dengan kerang-kerangan yang dimakan oleh hewan lain atau manusia, maka hewan dan manusia itupun akan keracunan bahkan menyebabkan kematian. Berikut ini adalah jenis-jenis toksin yang dihasilkan oleh bebeberapa mikroalga beracun lainnya yaitu ; Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP), Ciguatara Fishfood Poisoning (CFP), Amnesic Shellfish Poisoning (ASP) dan Diarrhetic Shellfish Poisoning (DSP).

·         Jenis-jenis biotoksin laut yang berbahaya bagi manusia :
1.       Paralytic Shellfish Poisoning (PSP), merusak sistem pernafasan
Paralytic Shellfish Poison Senyawa toksik utama dari ”paralytic shellfish poison” adalah ”saxitoxin” yang bersifat ”neurotoxin”. Keracunan toksin ini dikenal dengan istilah ”Paralytic shellfish poisoning” (PSP). Keracunan ini disebabkan karena mengkonsumsi kerang-kerangan yang memakan dinoflagelata beracun. Dinoflagelata adalah agen saxitoxin dimana zat terkonsentrasi di dalamnya. Kerang-kerangan menjadi beracun di saat dinoflategelata sedang melimpah karena laut sedang pasang merah atau ‘red tide’.
Di Jepang bagian selatan ditemukan spesies kepiting (Zosimus aeneus), hewan ini mengakumulasi dalam jumlah besar saxitoxin. Dan dilaporkan menyebabkan kematian pada manusia yang mengkonsumsinya. Jenis plankton yang memproduksi saxitoxin adalah Alexandrium catenella dan A. tamarensis, Pyrodinium bahamense.
Keracunan Saxitoxin menimbulkan gejala seperti rasa terbakar pada lidah, bibir dan mulut yang selanjutnya merambat ke leher, lengan dan kaki. Kemudian berlanjut menjadi mati rasa sehingga gerakan menjadi sulit. Dalam kasus yang hebat diikuti oleh perasaan melayang-layang, mengeluarkan air liur, pusing dan muntah. Toksin memblokir susunan saraf pusat, menurunkan fungsi pusat pengatur pernapasan dan cardiovasculer di otak, dan kematian biasanya disebabkan karena kerusakan pada sistem pernapasan.
2.       Amnesic Shellfish Poisoning (ASP), menyerang sistem saraf
Komponen utama dari amnesic shellfish poison adalah domoic acid. Domoic acid merupakan asam amino neurotosik, dimana keracunannya dikenal dengan istilah ”Amnesic shellfish poisoning”. Keracunan ini diakibatkan karena mengkonsumsi remis (mussel). Toksin ini diproduksi oleh alga laut Nitzhia pungens dimana melalui rantai makanan, mengakibatkan remis mengandung racun tersebut.
Domoic acid mengikat reseptor glutamat di otak mengakibatkan rangsangan yang terus-menerus pada sel-sel saraf dan akhirnya terbentuk luka. Korban mengalami sakit kepala, hilang keseimbangan, menurunnya sistem saraf pusat termasuk hilangnya ingatan dan terlihat bingung dan gejala sakit perut seperti umumnya keracunan makanan. Telah dilaporkan toksin tersebut juga dapat mengakibatkan kematian.
3.       Diarrhetic Shellfish Poisoning (DSP), mengganggu sistem pencernaan
Komponen utama Diarrhetic shellfish poison adalah okadaic acid. Komponen yang lain adalah pectenotoxin dan yessotoxin. Keracunan yang disebabkan oleh toksin Okadaic acid ini disebut ”Diarrhetic shellfish poisoning”. Keracunan ini diakibatkan mengkonsumsi kepah (mussel) dan remis (scallop). Toksin ini diproduksi oleh alga laut Dinophysis fortii dimana melalui rantai makanan mengakibatkan remis mengandung racun tersebut.
Senyawa dari klas okadaic acid ini mempunyai efek sebagai promotor tumor. Gejala utama keracunan DSP adalah diare yang akut, dimana serangannya lebih cepat dibandingkan dengan keracunan makanan akibat bakteri. Selain itu, mual, muntah, sakit perut, kram dan kedinginan. Hingga saat ini informasi ataupun penelitian yang berkaitan dengan cara penanganan dan atau pengolahan yang mampu untuk mencegah bahaya keracunan toksin tersebut belum banyak diperoleh.
4.       Tetrodotoxin, biasanya dihasilkan dari bakteri yang bersimbiosis
Tetrodotoxin adalah toksin yang ditemukan pada beberapa spesies ikan buntal ”puffer” (Fugu sp). Lebih dari 100 spesies ”puffer fish” (famili Tetraodontidae) menyebar dari perairan sedang hingga tropis, tetapi hanya sekitar 10 spesies yang dikonsumsi, khususnya di Jepang. Jenis ikan buntal beracun yang terdapat di Indonesia, antara lain: Buntal Duren (Diodon hytrix) dari famili Diodontidae bergigi lempeng dan kuat. Buntal Landak (Diodon holacanthus) bersirip 14, berduri lemah pada punggung, dada, pada sirip dubur terdapat 23 duri lemah. Buntal Kotak (Rhynchostrcion nasus) dan Buntal Tanduk (Tetronomus gibbosus) berduri di kepalanya termasuk famili Ostraciontidae. Buntal Kelapa (Arothron reticularis), berciri duri lemah antara 10 – 11 pada sirip punggung, 9 – 10 pada sirip dubur dan 18 pada sirip dada. Buntal Pasir (Arthron immaculatus), Buntal Tutul (A. aerostaticus) dan Buntal Pisang (Gastrophysus lunaris).
Semua jenis ikan buntal tersebut beracun, akan tetapi tingkat toksisitas diantara spesies tersebut berbeda. Ikan buntal biasanya hidup di daerah terumbu karang. Daging segar dan beberapa bagian dari tubuh ikan buntal mungkin aman dimakan dalam keadaan mentah atau dimasak. Tetapi bagian lainnya seperti kandung telur (ovari) (tertinggi, sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa) dan hati sangat beracun, juga mata, kulit, saluran pencernaan dan jeroan lainnya.
Gejala keracunan, diawali rasa mual, muntah, mati rasa dalam rongga mulut, selanjutnya muncul gangguan fungsi saraf yang ditandai dengan rasa gatal di bibir, kaki, tangan. Gejala selanjutnya, terjadi kelumpuhan dan kematian akibat sulit bernapas dan serangan jantung. Gejala tersebut timbul selama 10 menit hingga 3 jam setelah mengkonsumsinya.
5.       Ciguatera
Kemungkinan yang paling membahayakan dari bentuk racun pada ikan adalah Ciguatera Fish Poisoning (Ciguatoxic). Ini adalah racun yang bisa berada pada semua ikan, tetapi mencapai konsentrasi yang paling tinggi pada ikan pemakan segala yang merupakan struktur rantai makanan tertinggi. Racun ini tidak mengakibatkan apa-apa pada ikan itu sendiri, tetapi dapat menyebabkan sakit luar biasa atau bahkan kematian pada manusia atau hewan lainnya. Racun ini diproduksi oleh dinoflasgelata berukuran kecil yang dinamakan Gambierdiscus toxicus yang hidupnya berkoloni pada permukaan batu, dermaga, bangkai kapal ataupun pada alga (blades of algae).
Dinoflagellata ini juga dapat memenuhi karang, ganggang dan rumput laut yang kemudian dimakan oleh ikan karang. Terumbu karang dilaut berubah akibat kenaikan suhu, polusi dan lain-lain. Sejenis alga Halymenia, Portieria sp, Turbinaria dan Sargassum sp. adalah tempat untuk mikroorganisme Dinoflagellata yang menghasilkan toxin yg disebut Ciguatoxin atau Ciguatera. Ikan-ikan Herbivora memakan organisme tersebut dan ikan karnivora besar pemakan ikan karang ikut terinfeksi toxin tersebut. Toxin ini tidak dapat hilang karena dimasak, dagingnya tidak berubah rasa dan tidak mempengaruhi kwalitas ikan. Dan Ciguatera ditularkan kepada manusia melalui konsumsi ikan-ikan tersebut. Gejala awal keracunan terjadi setelah beberapa jam mengkonsumsi ikan, seperti halnya keracunan biasa : diare, muntah, sakit kepala. Disertai menurunnya tekanan darah dan menjadi lemah untuk beberapa hari. Gejala gatal yg terus menerus juga bisa terjadi. Beberapa orang yg sensitif terhadap racun mungkin mengalami gangguan lebih serius (anafilaksis). Gejala dapat berlangsung selama 2-3 bulan.
Beberapa contoh ikan yang mengandung Ciguatoxic:
Ø  Amber Jacks
Ø  Black Grouper
Ø  Blackfin Snapper
Ø  Cubera Snapper
Ø  Dog Snapper
Ø  Great Barracuda
Ø  Hogfish
Ø  Horse Eye Eacks
Ø  King Mackerel
Ø  Yellowfin Grouper
6.       Neurotoxic Shellfish Poisioning (NSP)
Komponen utama dari neurotoxic shellfish poison adalah brevitoxin. Keracunan yang disebabkan oleh toksin Brevitoxin disebut ”Neurotoxic shellfish poisoning”. Keracunan ini diakibatkan mengkonsumsi kerang-kerangan dan tiram. Toksin ini diproduksi oleh alga laut Ptychdiscus brevis dimana melalui rantai makanan mengakibatkan kerang dan tiram mengandung racun tersebut.  Gejala keracunannya meliputi rasa gatal pada muka yang menyebar ke bagian tubuh yang lain, rasa panas-dingin yang bergantian, pembesaran pupil dan perasaan mabuk.



Sumber :
http://farmasi.ugm.ac.id/mipto/file/abstract/11Nur%20Indriyastuti%20(Sponge).pdf
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/09/ancaman-bahaya-di-balik-pasir-putih-dan-air-yang-jernih/
http://nonasutami.blogspot.com/2012/05/biotoksin-kerang.html
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1Ags961418.pdf
http://blog.ub.ac.id/abdullahelg10/2011/09/01/toksin/
http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/24-daftar-ikan-yang-mengandung-racun-alga-ciguatera.html
http://iissukendar.multiply.com/journal/item/257/Hati-hati-Ciguatera-atau-La-Gratte?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/07/19/mikroalga-pembunuh-dari-perairan-borneo/
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=52494
http://www.goblue.or.id/stingraykok-berbahaya