BAB II
ISI
2.1. Pengertian Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. Ilmunya disebut Nektology. Dan Orang yang mendalami ilmunya disebut Nektologist.
Laut menyimpan begitu banyak sumber daya yang bisa dimanfaatkan lebih lanjut hingga menjadi nilai tambah bagi kehidupan kita. Termasuk hewan-hewan perenang di laut yang sudah lama menjadi perhatian manusia karena nilai ekonominya. Selain itu juga hewan – hewan di laut umumnya kayak akan zat – zat yang baik untuk kesehatan, seperti protein, kalsium, dan berbagai macam mineral lainnya. Kelompok hewan perenang ini kurang beraneka-ragam dibandingkan dengan dua kelompok lain, yakni plankton dan bentos. Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang sejati, penyu, ular, dan mamalia laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata. Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumbuhan yang tergolong ke dalam kelompok nekton.
Berbeda dengan plankton, nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri. Salah satu karateristik nekton adalah kemampuannya bergerak dengan cepat atau capability of fast motion. Nekton mempunyai panjang dari beberapa centimeters sampai 30 meter. Jadi dapat disimpulkan bahwa Nekton adalah hewan-hewan laut yang tidak bergantung pada arus laut atau gerakan angin sehingga dapat bergerak sendiri ke sana ke mari secara bebas seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
Nekton umumnya memakan plankton. Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Secara umum Nekton memiliki beberapa sifat sebagai berikut :
· Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
· Organisme konsumer di daerah pelagic.
· Aktif berenang
· Umumnya invertebrate, namun vertebrata juga ada seperte pisces dan mamalia laut.
· Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
· Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari feeding ground ke breeding ground hingga sejauh ribuan kilometer.
2.2. Klasifikasi Nekton
Nekton di lautan terdiri dari berbagai ikan bertulang belakang seperti cucut dan pari serta sejumlah kecil mamalia seperti reptil dan burung laut. Invertebrata yang dapat digolongkan nekton hanyalah jenis moluska sepalopoda. Beberapa kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam golongan nekton. Pertama, ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Ikan ini disebut holopipelagik mencangkup ikan-ikan hiu tertentu (cucut martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain. Ikan ini biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva epipelagik. Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan subtropik.
Kelompok kedua ikan bahari dinamakan meroepipelagik. Ikan ini hanya menghabiskan sebagian dari hidupnya di daerah epipelagik. Kelompok ini lebih beragam dan mencakup ikan menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring, geger, lintang jinak, dolphin) atau diperairan tawar (salem). Ada juga jenis lain yang memasuki daerah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti ikan-ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan. Kebanyakan ikan menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi masa dewasanya di daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna epipelagik, tetapi disebut meroplankton, karena kemampuannya geraknya terbatas. Kelompok terbesar kedua dari nekton bahari adalah mamalia laut.
Mamalia laut nekton mencangkup ikan paus (ordo Cetacea), anjing laut dan singa laut (ordo Pinnipeda). Terdapat juga mamalia bahari lain, seperti manatee dan duyung (ordo Sirenia), serta berang-berang (ordocarnivora). Tetapi hewan-hewan ini tidak pelagik karena mereka menghuni perairan pantai sepanjang waktu. Mereka juga tidak akan dibahas dalam bab ini.
Reptil nekton hampir semuanya merupakan penyu dan ular laut. Iguana bahari terdapat di kepulauan Galapagos, dan buaya air asin mendiami banyak daerah Kepulauan Indo-Pasifik.Tetapi hewan-hewan ini juga merupakan hewan litoral yang hanya sekali-kali pergi menjauhi daratan. Reptil bahari jauh lebih umum dan beragam dibandingkan sekarang. Pada waktu itu, plesiosaurus besar, iktiosaurus, dan mosasaurus menjelajahi lautan-lautan hangat. Secara teknik, kebanyakan burung-burung laut tidaklah nektonik, karena mereka terbangdi atas laut lepas dan bukan menembusnya. Tetapi mereka juga termasuk dalam ekonomi perairan ini dapat di bahas di sini. Mungkin satu-satunya kelompok burung yang benar-benar nektonik adalah penguin yang tidak dapat terbang dan terdapat di bagian bumi selatan. Tetapi cormorant dan burung laut yang lain, menyelam untuk mencari makan dan menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang.
Nekton, sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
- Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau tulang rawan.
Gambar 1. Contoh ikan bertulang rawan
Sumber: afiaja.blogspot.com
- Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
Gambar 2. Contoh Hewan Molusca
Sumber : mametdiamond.blogspot.com
- Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Gambar 3. Lobster
Sumber : deliskun.blogspot.com
Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok nekton :
- Holoepipelagik
Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik (0-200m). Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu seperti cucut, martil, cucut biru, kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
Karakteristik umum Nekton Holoepipelagik ini antara lain:
– Perenang yang efektif
– Mampu mendeteksi mangsa dan bernavigasi/migrasi
– Memiliki pewarnaan kriptik (countershading), yaitu permukaan dorsal berwarna gelap dan ventral berwarna terang; keculi ikan-ikan yang ada di terumbu karang.
Gambar 4. Profil Vertikal Daerah Bawah Permukaan Laut
Sumber: google.com
Setiap zona Epipelagic dicirikan oleh T (suhu) dan S (salinitas) yang berkaitan dengan lingkungan sirkulasi laut.
Gambar 5. Contoh hewan Holoepipelagik
Sumber : vagabondish.com
- Meroepilagik
Meroepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah mesopelagik(200-700/1000m).
Karakteristik umum dari jenis nekton Meroepipelagik ini antara lain:
– Umumnya berukuran < 15cm
– Memiliki gigi/rahang yang termodifikasi
– Bermulut besar
– Memiliki mata yang besar dan peka terhadap cahaya
Gambar 6. Profil Vertikal Daerah Bawah Permukaan Laut
Sumber : google.com
Kondisi lingkungan di daerah ini adalah kurangnya cahaya matahari. umumnya sumber makanan hewan mengandalkan pada produksi primer dari Zona Fotik. Ikan-ikan Mesopelagic jarang mencapai panjang 10 cm, dan banyak yang dilengkapi dengan gigi yang terbentuk baik, mulut besar, mata yang sangat sensitif, dan photophores.
Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :
v Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelopmok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak, dolpin.
Gambar 7. Ikan herring
Sumber : dnr.state.md.us
v Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
Gambar 6. Angler Fish
Sumber : kaskus.us
v Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.
Gambar 5. Ikan Haring
Sumber : tripadvisor.co.uk
2.3. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Nekton
Keanekaragaman hayati adalah suatu ukuran untuk mengetahui keanekaragaman kehidupan yang berhubungan erat dengan jumlah suatu komunitas (Kottelat at al., 1993). Ekosistem yang baik mempunyai ciri-ciri keanekaragaman jenis yang tinggi dan penyebaran jenis individu yang hampir merata di setiap perairan. Perairan yang tercemar pada umumnya kekayaan jenis relatif rendah dan di dominansi oleh jenis tertentu (Krebs, 1972). Menurut Herteman (2003) mengatakan bahwa keanekaragaman hayati dapat dipilih menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem berhubungan dengan keanekaragaman habitat dan kesehatan komplek-komplek habitat yang berbeda-beda. Ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air laut dan ekosistem air tawar. Ekosistem yang baik mempunyai ciri-ciri keanekaragaman jenis yang tinggi dan penyebaran jenis individu yang hampir merata di setiap perairan. Perairan yang tercemar pada umumnya kekayaan jenis relatif rendah dan di dominansi oleh jenis tertentu (Krebs, 1972).
2. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies adalah konsep variabilitas ikan-ikan yang hidup di perairan tawar, payau, dan laut, yang kemudian diukur dengan jumlah seluruh spesies. Keanekaragaman spesies terdiri atas dua komponen, yaitu jumlah spesies yang ada (umumnya mengarah ke kekayaan spesies) dan kelimpahan relatif spesies mengarah ke keseragaman (evenness atau equitability). Secara ekologi diasumsikan bahwa keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukkan keseimbangan ekosistem yang lebih baik dan memiliki elastisitas terhadap berbagai bencana, seperti penyakit, predator, dan lainnya. Sebaiknya keanekaragaman yang rendah (jumlah spesies sedikit) menunjukkan sistem yang stress atau sistem yang sedang mengalami kerusakan, misalnya bencana alam, polusi, dan lain-lain.
3. Keanekaragaman Genetik
2.4. Adaptasi Lingkungan
Dalam ilmu ekologi, adaptasi berarti suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup (McNaughton et al., 1973). Dan beberapa kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Laut merupakan daerah yang sangat besar
2. Tidak ada substrat padat, sehingga hewan selalu melayang dalam medium yang transparan
3. Keadaan tersuspensi nektonik yang kerapatan tubuh lebih besar dari air laut menyebabkan perkembangan adaptasi agar tetap terapung
Berbagai macam adaptasi nekton di laut tentunya setiap spesies akan berbeda tergantung spesies serta factor lingkungannya, berikut merupakan macam - macam adaptasi secara umum:
a. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan air :
· Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line), hal ini dimaksudkan untuk meminimumkan hambatan bentuk dan turbulensi.
Gambar 6. Ikan tuna ekor kuning
Sumber: dimensionsguide.com
· Pada ikan perenang cepat hampir semua tubuhnya yang biasanya menonjol menjadi tertekan sampai menjadi pipih yang dapat ditinggikan hanya bila dibutuhkan.
Gambar 7. Pengamatan seekor tuna dari tiga sisi memperlihatkanperlunyaadaptasi agar dapat bergerak cepat. (a) dilihat dari depan, (b) dilihat darisamping, (c) dilihat dari atas
· Untuk mamalia laut, rambut menjadi lebih pendek atau tidak ada, sebab rambut lebih menghambat dari[ada kulit telanjang. Kelenjar susu rata dan alat genital jantan tidak menonjol kecuali jika sedang berfungsi.
· Permukaan tubuh licin karena berlendir.
· Anggota gerak tubuh berupa sirip. Hewan nektonik umumnya bergerak maju (berenang) dengan melakukan gerakan mengomabak dari tubuh atau sirip.
Gambar 8. Mekanisme renang pada ikan
· Anjing laut bertelinga berenang dengan menggunakan sirip depannya sebagai dayung, sedangkan anjing laut tidak bertelinga menggunakan kaki belakang yang berselaput renang merentang secara vertikal seperti sirip ekor ganda pada ikan.
· Ikan pari dan ikan mola-mola melakukan pergerakan mengombak pada sirip sebagai tenaga penggerak. Sedangkan tenaga penggerak pada vertebrata bahari yang bernapas di udara adalah dengan bergerak mendayung, baik yang dilakukan oleh tungkai depan, belakang atau keduanya.
Gambar 9. Ikan yang menggunakan sirip yang mengombak sebagai dayapenggerak. (a) ikan mola-mola, (b) ikan manta
· Pada ikan terbang dengan sirip yang besar dapat lolos dari predatordenga cara mendorong dirinya keluar dari air dan meluncur dengan siripseperti sayap.
b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang memperhatikan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya. Ciri adaptasi hewan air :
· Dinding sel ikan laut lebih tebal dibandingkan dinding sel ikan tawar.
· Ikan air laut banyak meminum air dan mengeluarkan sedikit urine dalam menyesuaikan tekanan osmosis, sedangkan pada ikan air tawar mengeluarkan banyak urine dan meminum sedikit air.
· Kemampuan melayang dan bergerak dengan kecepatan tinggi dalam air. Kebanyakan ikan dapat mengatur jumlah gas dalam gelembung renangnya dan mengubah tingkat apungnya. Mamalia bahari, berang-berang, dan anjing laut menggunakan udara yang terperangkap pada lapisan bawah rambutnya yang lebat sebagai daya apung. Cumi-cumi mengatur daya apung netral dengan mengganti ion kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Mekanisme lain untuk meningkatkan daya apung adalah dengan menyimpan lipida di dalam tubuh.
Gambar 10. Adaptasi daya apung ikan
c. Adaptasi Tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku. Ciri adaptasi hewan air :
· Pengeluaran tinta pada cumi-cumi untuk penyelamatan diri.
Gambar 11. Cumi-cumi
Sumber : biologigonz.blogspot.com
· Munculnya ikan paus ke permukaan air untuk menghirup O2 setiap 30 menit sekali.
Gambar 12. Ikan paus
Sumber : smart-pustaka.blogspot.com
· Migrasi pada ikan salmon untuk melakukan reproduksi di daerah air tawar.
d. Adaptasi Reproduksi
Reproduksi merupakan kemampuan individu menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau kelompoknya.Meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini.
Secara umum ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina (biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Istilah lain untuk keadaan ini disebut gonokhoristik yang terdiri atas dua kelompok yaitu :
· Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan gonad belum dapat diidentifikasi apakah berkelamin jantan atau betina.
· Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah tampak jenis kelaminnya apakah jantan atau betina.
Selain gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina).Bila kedua jenis gonad ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit sinkroni.Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla, Serranus subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut sebagai hermafrodit protandri. Sedangkan hermafrodit protogini adalah istilah untuk individu yang pada awalnya berkelamin betina, namun semakin tua akan berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut.
Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya.Ciri seksual pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta ovarium dan salurannya pada ikan betina.Ciri seksual primer sering memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya.Hal ini membuat ciri seksual sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga tidak memberikan hasil yang nyata.
Pada ikan-ikan epipelagik, tidak ada mekanisme khusus yang akan memisahkannya dari sesama jenisnya yang bentik atau yang hidup di perairan dangkal. Tetapi ikan-ikan bertulang keras holonektonik seperti tuna dan marlin memijahkan telur yang terapung dan mengalami perkembangan di perairan laut terbuka yang bersifat planktonik. Akibatnya ikan-ikan menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak untuk mengimbangi jumlah yang hilang akibat dimangsa predator. Lain halnya dengan hiu pelagik. Ikan-ikan ini menghasilkan beberapa telur atau embrio. Parin (1970) menyatakan bahwa cucut martil menghasilkan dua embrio sedangkan cucut biru lebih dari lima puluh empat. Jelas kalau bibit ini harus melewati perkembangannya sebagai plankton, kesempatannya untuk menghindari pemangsaan sangat kecil. Jadi hiu ini memperbesar kesempatan hidup bagi keturunannya dengan menahan telur dalam tubuh betina lebih lama sehingga ketika lahir atau menetas, ukurannya lebih besar dan lebih tahan terhadap predator yang potensial.
Tingkah laku reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan hanya terjadi sekali dalam hidupnya (big-bang spawner). Termasuk dalam golongan ini adalah ikan salmon (onchorhyncus), lamprey laut (Petromyzon marinus) dan sidat (Anguilla).