·
Ubur-ubur kotak (Chironex fleckeri)
Sumber : bacaanmu.blogspot.com
Ubur-ubur jenis ini merupakan yang paling mematikan di dunia. Racun ini
terdapat pada tentakelnya yang memiliki sekitar 500.000 harpun sindasites yang
berbentuk jarum yang menyuntikkan bisa ke korban. Jika tersengat, racun akan menyerang jantung,
sistem syaraf dan sel-sel kulit. Dan parahnya, bisa box jellyfish sangat
menyakitkan sehingga orang yang terkena akan mengalami shock, serangan jantung
atau tewas tenggelam sebelum mampu keluar dari air. Mereka yang berhasil
selamat dari serangan ubur-ubur kotak akan mengalami kesakitan beberapa pekan
setelah bersentuhan dengannya. Padahal, manusia tidak memiliki peluang untuk
selamat jika racunnya sudah menyebar lewat pembuluh darah.
·
Ikan pari
Sumber: uniqpost.com
Sengat pada pangkal ekor dapat menyebabkan meriang selama
berminggu-minggu. Racun ikan ikan pari tidak berakibat fatal namun sangat
menyakitkan. Racun ini tersusun dari enzim 5-nucleotidase
phosphodiesterase dan serotonin.
Serotonin menyebabkan luka parah pada otot polos, komponen inilah yang
mengakibatkan racun ikan pari sangat menyakitkan. Enzimnya mengakibatkan
kematian pada sel dan jaringan. Jika racun masuk ke daerah pergelangan kaki,
akan dapat diatasi. Pemberian panas akan merusak racun ini dan membatasi jumlah
kerusakan yang disebabkan oleh racun. Jika tidak tertangani dengan segera dan
benar memungkinkan dilakukannya amputasi, namun jika racun masuk pada rongga
dada atau perut, mengakibatkan kematian jaringan dan akan berakibat fatal
karena organ utama terletak pada daerah ini. Walaupun racun ikan pari dapat
mengakibatkan bahaya yang serius. Bagian yang paling merusak dari mekanisme
serangan ikan pari terletak pada tikaman durinya. Bagian ujung duri yang tajam
akan masuk dengan mudah dalam jaringan namun saat duri dikeluarkan bagian
bergerigi dari sengat ini akan melukai dan merusak jaringan lebih besar. Bahkan
walaupun sengat ini tidak beracun, mencabut sengat dari dada atau pereut
seseorang dapat merobek jaringan cukup besar.
·
Excoecaria
agallocha
Sumber : beling.net
Merupakan salah satu jenis
tumbuhan bakau yang getahnya banyak mengandung tanin. Dapat menyebabkan
kebutaan sementara bila getahnya terkena mata.
·
Kerang laut
Mengandung paralytic shellfish
poisoning (PSP – saxitoxins) dan amnesic
shellfish poisoning (ASP – domoic acid). Racun-racun tersebut biasanya
berada di lapisan, viscera, dll, dimana kita bisa melihat level yang lebih
besar daripada 1000 mikrogram. Pada sebagian besar spesies, otot adductor
jarang mengakumulasikan tingkat yang akan menyebabkan kematian.
·
Phytoplankton
Phytoplankton merupakan tumbuhan berukuran mikroskopik dan hidup
nmelayang di kolom air. Organisme ini memerlukan energi cahaya matahari dan
nutrisi (unsur-unsur hara) untuk fotosintesis dan pertumbuhannya. Oleh sebab
itu bila kedua faktor abiotik utama tersebut dalam keadaan berlimpah di
perairan dapat memicu “red tide”. Jenis-jenis phytoplankton yang beracun : Chatonella antiqua, Chrysochromutina
polyepsis, Gymnodinium breve. Red tide dapat menyebabkan keracunan bahkan
kematian manusia dan kerusakan industri budidaya ikan dan karang. Pada Chatonella antiqua dan Heterosigma carterae biotoksin disekresi
dalam bentuk oksigen radikal seperti superoksida, hidrogen peroksida, dan
hidroksida radikal. Biotoksin ini dapat
mengoksidasi jaringan dan sel-sel insang, yang menyebabkan ikan mengalami
gangguan osmoregulasi yang kemudian menimbulkan hipoksia (konsentrasi oksigen
rendah) dalam jaringan tubuh ikan dan diakhiri dengan kematian ikan. Adapun
beberapa ikan dan kerang yang dapat mengakumulasi biotoksin ini dalam jaringan
tubuh mereka tanpa suatu efek negatif. Dan jika ikan atau kerang yang sudah
terkontaminasi tersebut dikonsumsi oleh manusia maka dapat menyebabkan
keracunan atau kematian manusia.
·
Pyrodinium bahamense var. compressum
Pyrodinium bahamense var. compressum merupakan jenis dinoflagellata beracun yang pada saat
terjadi blooming akan menghasilkan racun saat berfotosintesis. Ketika terjadi
blooming Pyrodinium, spesies ini akan memproduksi toksin yang disebut Paralytic
Shellfish Poisoning (PSP) dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Melalui proses
rantai makanan, toksin tersebut akan berpindah dan terakumulasi pada
zooplankton dan kerang-kerangan yang memakannya. Selanjutnya, zooplankton akan
dimakan oleh ikan sehingga menyebabkan ikan mati. Demikian pula halnya dengan
kerang-kerangan yang dimakan oleh hewan lain atau manusia, maka hewan dan
manusia itupun akan keracunan bahkan menyebabkan kematian. Berikut ini adalah
jenis-jenis toksin yang dihasilkan oleh bebeberapa mikroalga beracun lainnya yaitu
; Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP), Ciguatara Fishfood Poisoning (CFP),
Amnesic Shellfish Poisoning (ASP) dan Diarrhetic Shellfish Poisoning (DSP).
Sumber : green.kompasiana.com
·
Jenis-jenis biotoksin laut yang
berbahaya bagi manusia :
1. Paralytic Shellfish
Poisoning (PSP), merusak sistem pernafasan
Paralytic Shellfish Poison Senyawa
toksik utama dari ”paralytic shellfish poison” adalah ”saxitoxin” yang bersifat
”neurotoxin”. Keracunan toksin ini dikenal dengan istilah ”Paralytic shellfish
poisoning” (PSP). Keracunan ini disebabkan karena mengkonsumsi kerang-kerangan
yang memakan dinoflagelata beracun. Dinoflagelata adalah agen saxitoxin dimana
zat terkonsentrasi di dalamnya. Kerang-kerangan menjadi beracun di saat
dinoflategelata sedang melimpah karena laut sedang pasang merah atau ‘red
tide’.
Di Jepang bagian selatan ditemukan
spesies kepiting (Zosimus aeneus), hewan ini mengakumulasi dalam jumlah besar
saxitoxin. Dan dilaporkan menyebabkan kematian pada manusia yang
mengkonsumsinya. Jenis plankton yang memproduksi saxitoxin adalah Alexandrium catenella dan A. tamarensis, Pyrodinium bahamense.
Keracunan Saxitoxin menimbulkan
gejala seperti rasa terbakar pada lidah, bibir dan mulut yang selanjutnya
merambat ke leher, lengan dan kaki. Kemudian berlanjut menjadi mati rasa
sehingga gerakan menjadi sulit. Dalam kasus yang hebat diikuti oleh perasaan
melayang-layang, mengeluarkan air liur, pusing dan muntah. Toksin memblokir
susunan saraf pusat, menurunkan fungsi pusat pengatur pernapasan dan cardiovasculer di otak, dan kematian
biasanya disebabkan karena kerusakan pada sistem pernapasan.
2. Amnesic Shellfish
Poisoning (ASP), menyerang sistem saraf
Komponen utama dari amnesic shellfish
poison adalah domoic acid. Domoic acid merupakan asam amino neurotosik, dimana
keracunannya dikenal dengan istilah ”Amnesic shellfish poisoning”. Keracunan
ini diakibatkan karena mengkonsumsi remis (mussel). Toksin ini diproduksi oleh
alga laut Nitzhia pungens dimana
melalui rantai makanan, mengakibatkan remis mengandung racun tersebut.
Domoic acid mengikat reseptor
glutamat di otak mengakibatkan rangsangan yang terus-menerus pada sel-sel saraf
dan akhirnya terbentuk luka. Korban mengalami sakit kepala, hilang
keseimbangan, menurunnya sistem saraf pusat termasuk hilangnya ingatan dan
terlihat bingung dan gejala sakit perut seperti umumnya keracunan makanan.
Telah dilaporkan toksin tersebut juga dapat mengakibatkan kematian.
3. Diarrhetic Shellfish
Poisoning (DSP), mengganggu sistem pencernaan
Komponen utama Diarrhetic shellfish
poison adalah okadaic acid. Komponen yang lain adalah pectenotoxin dan yessotoxin.
Keracunan yang disebabkan oleh toksin Okadaic acid ini disebut ”Diarrhetic
shellfish poisoning”. Keracunan ini diakibatkan mengkonsumsi kepah (mussel) dan
remis (scallop). Toksin ini diproduksi oleh alga laut Dinophysis fortii dimana melalui rantai makanan mengakibatkan remis
mengandung racun tersebut.
Senyawa dari klas okadaic acid ini
mempunyai efek sebagai promotor tumor. Gejala utama keracunan DSP adalah diare
yang akut, dimana serangannya lebih cepat dibandingkan dengan keracunan makanan
akibat bakteri. Selain itu, mual, muntah, sakit perut, kram dan kedinginan.
Hingga saat ini informasi ataupun penelitian yang berkaitan dengan cara
penanganan dan atau pengolahan yang mampu untuk mencegah bahaya keracunan
toksin tersebut belum banyak diperoleh.
4. Tetrodotoxin, biasanya dihasilkan dari bakteri yang bersimbiosis
Tetrodotoxin adalah toksin yang
ditemukan pada beberapa spesies ikan buntal ”puffer” (Fugu sp). Lebih dari 100
spesies ”puffer fish” (famili Tetraodontidae) menyebar dari perairan sedang
hingga tropis, tetapi hanya sekitar 10 spesies yang dikonsumsi, khususnya di
Jepang. Jenis ikan buntal beracun yang terdapat di Indonesia, antara lain:
Buntal Duren (Diodon hytrix) dari
famili Diodontidae bergigi lempeng dan kuat. Buntal Landak (Diodon holacanthus) bersirip 14, berduri
lemah pada punggung, dada, pada sirip dubur terdapat 23 duri lemah. Buntal
Kotak (Rhynchostrcion nasus) dan
Buntal Tanduk (Tetronomus gibbosus)
berduri di kepalanya termasuk famili Ostraciontidae.
Buntal Kelapa (Arothron reticularis),
berciri duri lemah antara 10 – 11 pada sirip punggung, 9 – 10 pada sirip dubur
dan 18 pada sirip dada. Buntal Pasir (Arthron
immaculatus), Buntal Tutul (A.
aerostaticus) dan Buntal Pisang (Gastrophysus
lunaris).
Semua jenis ikan buntal tersebut
beracun, akan tetapi tingkat toksisitas diantara spesies tersebut berbeda. Ikan
buntal biasanya hidup di daerah terumbu karang. Daging segar dan beberapa
bagian dari tubuh ikan buntal mungkin aman dimakan dalam keadaan mentah atau
dimasak. Tetapi bagian lainnya seperti kandung telur (ovari) (tertinggi,
sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa) dan hati sangat beracun, juga
mata, kulit, saluran pencernaan dan jeroan lainnya.
Gejala keracunan, diawali rasa mual,
muntah, mati rasa dalam rongga mulut, selanjutnya muncul gangguan fungsi saraf
yang ditandai dengan rasa gatal di bibir, kaki, tangan. Gejala selanjutnya,
terjadi kelumpuhan dan kematian akibat sulit bernapas dan serangan jantung.
Gejala tersebut timbul selama 10 menit hingga 3 jam setelah mengkonsumsinya.
5.
Ciguatera
Kemungkinan yang paling membahayakan
dari bentuk racun pada ikan adalah Ciguatera
Fish Poisoning (Ciguatoxic). Ini adalah racun yang bisa berada pada semua
ikan, tetapi mencapai konsentrasi yang paling tinggi pada ikan pemakan segala
yang merupakan struktur rantai makanan tertinggi. Racun ini tidak mengakibatkan
apa-apa pada ikan itu sendiri, tetapi dapat menyebabkan sakit luar biasa atau
bahkan kematian pada manusia atau hewan lainnya. Racun ini diproduksi oleh
dinoflasgelata berukuran kecil yang dinamakan Gambierdiscus toxicus yang hidupnya berkoloni pada permukaan batu,
dermaga, bangkai kapal ataupun pada alga (blades of algae).
Dinoflagellata ini juga dapat memenuhi
karang, ganggang dan rumput laut yang kemudian dimakan oleh ikan karang. Terumbu
karang dilaut berubah akibat kenaikan suhu, polusi dan lain-lain. Sejenis alga Halymenia, Portieria sp, Turbinaria
dan Sargassum sp. adalah tempat untuk
mikroorganisme Dinoflagellata yang menghasilkan toxin yg disebut Ciguatoxin
atau Ciguatera. Ikan-ikan Herbivora memakan organisme tersebut dan ikan
karnivora besar pemakan ikan karang ikut terinfeksi toxin tersebut. Toxin ini
tidak dapat hilang karena dimasak, dagingnya tidak berubah rasa dan tidak
mempengaruhi kwalitas ikan. Dan Ciguatera ditularkan kepada manusia melalui
konsumsi ikan-ikan tersebut. Gejala awal keracunan terjadi setelah beberapa jam
mengkonsumsi ikan, seperti halnya keracunan biasa : diare, muntah, sakit
kepala. Disertai menurunnya tekanan darah dan menjadi lemah untuk beberapa
hari. Gejala gatal yg terus menerus juga bisa terjadi. Beberapa orang yg
sensitif terhadap racun mungkin mengalami gangguan lebih serius (anafilaksis).
Gejala dapat berlangsung selama 2-3 bulan.
Beberapa contoh ikan yang mengandung
Ciguatoxic:
Ø Amber Jacks
Ø Black Grouper
Ø Blackfin Snapper
Ø Cubera Snapper
Ø Dog Snapper
Ø Great Barracuda
Ø Hogfish
Ø Horse Eye Eacks
Ø King Mackerel
Ø Yellowfin Grouper
6.
Neurotoxic Shellfish Poisioning (NSP)
Komponen utama dari neurotoxic
shellfish poison adalah brevitoxin. Keracunan yang disebabkan oleh toksin
Brevitoxin disebut ”Neurotoxic shellfish poisoning”. Keracunan ini diakibatkan
mengkonsumsi kerang-kerangan dan tiram. Toksin ini diproduksi oleh alga laut Ptychdiscus brevis dimana melalui rantai
makanan mengakibatkan kerang dan tiram mengandung racun tersebut. Gejala keracunannya meliputi rasa gatal pada
muka yang menyebar ke bagian tubuh yang lain, rasa panas-dingin yang bergantian,
pembesaran pupil dan perasaan mabuk.
Sumber :
http://farmasi.ugm.ac.id/mipto/file/abstract/11Nur%20Indriyastuti%20(Sponge).pdf
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/09/ancaman-bahaya-di-balik-pasir-putih-dan-air-yang-jernih/
http://nonasutami.blogspot.com/2012/05/biotoksin-kerang.html
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1Ags961418.pdf
http://blog.ub.ac.id/abdullahelg10/2011/09/01/toksin/
http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/24-daftar-ikan-yang-mengandung-racun-alga-ciguatera.html
http://iissukendar.multiply.com/journal/item/257/Hati-hati-Ciguatera-atau-La-Gratte?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/07/19/mikroalga-pembunuh-dari-perairan-borneo/
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=52494
http://www.goblue.or.id/stingraykok-berbahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar