Pencemaran
yang terjadi di perairan akibat limbah industri mengakibatkan beberapa
organisme laut mati, tetapi untuk jenis kerang-kerangan (bivalve) seperti
contohnya remis / kerang hijau dapat bertahan terhadap pencemaran dan tetap
hidup. Kerang memiliki sifat filter
feeder dimana kekerangan memperoleh makanan dengan cara menyaring
bahan-bahan organik dan anorganik yang larut dalam air dengan tidak terkecuali.
Oleh karena itu kekerangan merupakan salah satu biota yang digunakan sebagai
indikator yang baik untuk memonitor pencemaran lingkungan.
Kerang
ini memiliki kecenderungan mengakumulasi dan mengeliminasi biotoksin laut pada
jaringan-jarongannya. Remis lebih sering menjadi pemangsa yang tidak
diskriminan bagi fitoplankton dan oleh karenanya lebih cepat mengeluarkan
biotoksin daripada spesies-spesies kerang-kerangan lainnya. Tingkat biotoksin
didalam remis biasanya 10 kali lebih tinggi daripada tiram dan manila atau clam littleneck yang hidup di daerah
yang sama. Remis juga cenderung membersihkan jaringan biotoksin mereka lebih
cepat daripada spesies-spesies lainnya. Pada scallop, biotoksin dapat
diakumulasikan dalam level yang tinggi dan dapat dipertahankan dalam kurun
waktu yang lama. Mereka masih beracun bahkan setelah berada di tempat aman.
Racun-racun tersebut biasanya berada di lapisan, viscera dimana kita bisa
melihat level yang lebih besar daripada 1000 mikrogram. Pada sebagian besar
spesies, otot adductor jarang mengakumulasikan tingkat yang akan menyebabkan
kematian. Satu pengecualian adalah scallop
native purple hinge rock yang sudah ditemukan menaikkan tingkat biotoksin
di otot-otot adductor. Dengan spesies yang lebih kecil, misalnya scallop pink
dan spiny, tidak berlaku karena sebagian besar hewan ini dipasarkan dan dikonsumsi
dan pembuangan otot adductor biasanya tidak dilakukan.
Berdasarkan
Aunurohim (2006) dalam jurnal Nurlita menyatakan bahwa bioakumulasi logam berat
cenderung menurun seiring dengan meningkatnya ukuran cangkang pada kerang Anadara inadequate. Hal ini sering
disebut dengan growth-dilution. Beberapa
alasan terkait growth-dilution adalah
sebagai berikut :
a. Diduga
mekanisme growth-dilution terkait erat dengan cara makan kerang bivalvia yaitu filter-feeder.
Barnes (1968) menyatakan bahwa proses penyaringan pada bivalvia masuk melalui sifon
inkuren dan tersaring di insang. Penyusun utama lapisan membran insang adalah
epitel pipih selapis dan berhubungan langsung dengan sistem pembuluh, dan
diduga logam berat yang masuk bersamaan dengan partikel makanan mengalami difusi
melalui membran insang dan terbawa aliran darah. Insang bivalvia, termasuk
P.viridis mempunyai mucus atau lendir yang penyusun utamanya adalah
glikoprotein. Sehingga diduga logam tersebut terikat menjadi metallothienin karena
penyusun utamanya adalah sistein yaitu protein yang tergolong dalam gugus
sulfidril (-SH) yang mampu mengikat logam. Oleh karena sifat mucus insang yang
mengalami regenerasi, maka logam berat (termasuk kadmium) yang telah terikat
pada mucus insang turut terlepas dari tubuhnya (Overnell dan Sparla, 1990).
b. Masih
terkait dengan mekanisme filter-feeder, aliran air laut akan berlanjut menuju
ke labial palp dimana pada bagian tersebut akan melalui beberapa proses
penyaringan dengan cilia-cilia. Partikel yang berukuran kecil akan lolos, sementara
yang berukuran besar akan dikeluarkan kembali melalui sifon-inkuren dalam
bentuk pseudofeces (Pechenik, 2000). Hal ini juga diduga merupakan salah satu
faktor menurunnya konsentrasi kadmium seiring dengan membesarnya ukuran tubuh.
c. Faktor
ketiga terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheney (2007), dimana
tiram Crassostrea sp. yang dibudidayakan di Willapa Bay mengakumulasikan
kadmium lebih banyak pada masa pertumbuhan tahun pertama dan kedua dalam siklus
hidupnya. Sementara tahun ketiga dan keempat justru mengalami penurunan. Hal
ini diduga karena adanya tingkat kejenuhan organisme tersebut dalam
mengakumulasikan logam. Oleh karena itu, diduga juga bahwa tingkat akumulasi
logam berat sangat bergantung pada jenis spesies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar