Sabtu, 19 Oktober 2013

Eksplorasi Periopthalmus sp. (Mudskipper)



Periothalamus sp. atau yang biasa disebut ikan glodok adalah jenis ikan yang  bisa merangkak naik ke darat atau bertengger pada akar-akar pohon bakau. Karena kemampuan inilah ikan glodok disebut juga ikan tembakul. Ikan ini hidup di zona pasang surut di lumpur pantai yang ada pohon-pohon bakaunya. Klasifikasi dari ikan glodok adalah sebagai berikut:
Kingdom      : Animalia
Filum            : Chordata
Kelas           : Actinopterygii
Ordo            : Perciformes
Famili           : Gobiidae
Subfamili      : Oxudercinae
Genus          : Periothalamus
Spesies        : Periothalamus sp.



Gambar 1. Ikan Glodok

Morfologi dan bentuk muka ikan ini sangatlah khas. Kedua matanya menonjol di atas kepala seperti mata kodok, wajah yang dempak, dan sirip-sirip punggung yang terkembang menawan. Badannya bulat panjang seperti torpedo, sementara sirip ekornya membulat. Panjang tubuh bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga mendekati 30 cm. Keahlian yang dimiliki ikan yang satu ini, selain dapat bertahan hidup lama di daratan (90% waktunya dihabiskan di darat), ikan gelodok dapat memanjat akar-akar pohon bakau, melompat jauh, dan ‘berjalan’ di atas lumpur. Sebenarnya kaki yang dimiliki ikan glodok ini adalah sirip dadanya yang telah mengalami adaptasi, sehingga menjadi kuat, dan bisa digunakan untuk berjalan di lumpur mangrove. Pangkal sirip dadanya berotot kuat, sehingga sirip ini dapat ditekuk dan berfungsi seperti lengan untuk merayap, merangkak dan melompat.
Daya bertahan di daratan ini didukung pula oleh kemampuannya bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut dan kerongkongannya, yang hanya bisa terlaksana dalam keadaan lembab. Oleh sebab itu glodok setiap beberapa saat perlu mencelupkan diri ke air untuk membasahi tubuhnya. Ikan gelodok Periophthalmus koelreuteri setiap kalinya bisa bertahan sampai 7-8 menit di darat, sebelum masuk lagi ke air. Di samping itu, gelodok juga menyimpan sejumlah air di rongga insangnya yang membesar, yang memungkinkan insang untuk selalu terendam dan berfungsi selagi ikan itu berjalan-jalan di daratan. Yang menarik ketika berenang, kedua mata ikan glodok ini tetap muncul di permukaan mirip periskop kapal selam dan kedua matanya mampu bergerak secara independent, jadi yang satu bisa melihat ke kiri dan yang lainnya bisa melihat ke kanan pada saat bersamaan. Selain itu, juga karena berada di luar rongga kepala, mata yang mereka miliki mampu melihat ke segala arah alias dapat berputar 360 derajat.


 Gambar 3. Anatomi Ikan Glodok

Hidup di wilayah pasang surut, gelodok biasa menggali lubang di lumpur yang lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, gelodok umumnya bersembunyi dilubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang berdatangan. Bila air surut ikan glodok banyak terlihat keluar dari air, merangkak atau melompat lompat di atas lumpur dan jika air pasang ia masuk ke hutan bakau, baru turun kembali ke lumpur-lumpur pantai bila air telah surut atau ia bersembunyi pada lubang-lubang sarangnya. Ikan gelodok hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika.
Ikan glodok biasanya ditemukan di muara-muara sungai yang banyak pohon bakaunya. di pantai pulau-pulau karang yang ada bakaunya, glodok juga dapat di temukan. Toleransinya sangat besar terhadap perubahan salinitas, suhu, pH dan DO. Sirip dada ekornya digunakan sebagai alat gerak di darat. Ikan ini kadang-kadang bergerombol bertengger pada akar-akar tunjang pohon bakau Rhizophora atau berada di antara akar-akar tunjang pohon bakau Sonneratia. Ikan ini termasuk ikan yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam kondisi yang “memprihatinkan” sekalipun.
Di Indonesia, ikan glodok ditemukan oleh Harden Berg pada tahun 1935 di Sumatera dan Kalimantan dari jenis Periophtalmus sp dan sekarang telah tersebar luas di sepanjang Pantai Utara Jawa, Segara Anakan Cilacap dan Nusakambangan, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Mereka dapat di temukan di Taman Wisata Alam Angke Kapuk hingga ke Hutan Lindung Angke Kapuk dan hidup diantara tumpukan sampah dan bahan pencemar lain yang menumpuk di muara Jakarta.
Potensi ikan ini selain sebagai filter feeder, juga banyak dikonsumsi terutama di negara Jepang. Karena ikan ini mengandung 7,91 % protein, 0,46 % lemak, 3,82 % abu dan 72,80 % air. Sedangkan bila sudah dipanggang ikan glodok ini mempunyai kandungan 24,31 % protein, 0,85 % lemak, 5,17 % abu dan 43,73 % air. Hal ini dibuktikan oleh BBPMP pada tahun 1990. Selain menjadi santapan, ikan ini juga digunakan sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki dan juga untuk kesehatan terutama janin ibu hamil. Nilai ekonomi dari ikan ini di Indonesia belum optimal. Namun didaerah seperti Karawang dan Cilacap ikan ini sudah diperjual belikan dengan harga Rp. 3.000/kg dengan pemanfaatan sebagai ikan kering dan ikan asap.
Hingga saat ini belum ditemukan referensi mengenai budidaya ikan Gelodok karena ikan ini termasuk ikan yang endemis sehingga tidak dapat ditemui di sembarang tempat dan hidup di habitat yang khas yaitu daerah intertidal berlumpur (daerah muara sungai yang masih terpengaruh oleh pasang surut air laut). Daerah dengan kriteria tersebut salah satunya adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove memiliki kriteria yang sangat cocok sebagai habitat ikan gelodok, sehingga ikan ini sangat melimpah di mangrove. Ikan gelodok banyak ditemui di daerah mangrove karena spesies ini memiliki adaptasi khusus yaitu adaptasi respiratorik dan adaptasi morfologis yang sangat mendukung untuk dapat bertahan hidup di lingkungan yang khas dan sangat labil karena terpengaruh pasang surut air laut.


DAFTAR ACUAN
Anggitsari Parendra. 2012. Ikan Glodok. http://unik.kompasiana.com/ 2012/04/03/gelodok-si-ikan-unik-yang-lebih-suka-daratan-447016.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB

Anonim. 2012. Ikan Glodok. http://indoindifish.blogspot.com/2012/03/ikan-glodok-periophthalmus-sp.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB

Budidayanto, Dwi. 2010. Ikan Mudskiper. http://dwibudiyanto.blogspot.com/ 2010/08/mengenal-ikan-glodok-mudskipper-dan.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB

Polgar, Gianca. 2010. Ikan Glodok. http://www.wetwebmedia.com/ ca/volume_7/volume_7_1/mudskippers.html.  Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB

Site, Adi. 2012. Ikan Glodok. http://kucingbatu.blogspot.com/2012/02/ikan-glodok-adalah-ikan-yang-aneh-bisa.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar